# ================================================= #

Natuna Semakin Terisolir (Oh Natuna Nasibmu!!!)

>> Kamis, 31 Juli 2008

Pengganti RAL Belum Ada

Kabupaten paling utara di Indonesia, yaitu Natuna yang letaknya terisolir sekarang ini semakin terisolir menyusul dihentikannya operasional maskapai penerbangan ke daerah ini Riau Air Lines (RAL). Padahal, inilah satu-satunya sarana yang menjadi jembatan udara yang menghubungkan daerah ini ke berbagai daerah. Khususnya, ke Batam, Tanjungpinang, dan Pekanbaru.
Akibat terputusnya jembatan udara ini, bukan hanya aktivitas ekonomi masyarakat di Natuna ikut terganggu dan dirugikan. Berbagai kegiatan aktivitas Pemkab Natuna pun juga ikut terganggu. Terutama segala kegiatan pemerintahan yang harus berkoordinasi dengan Pemprov Kepri maupun dengan pemerintahan pusat.

Sebab itu agar isolasi daerah ini bisa terbuka secepatnya, Pemprov Kepri, dan Dephub RI khususnya diminta untuk mencari solusi secepatnya. Untuk menggantikan maskapai penerbangan RAL tersebut. ”Jangan karena persoalan internal mereka, Natuna jadi semakin terisolir. Kita harapkan kepada Dephub RI khususnya, dan gubernur untuk segera mencari pengganti RAL. Agar Natuna tidak terus terisolir,” kata Wakil Bupati Natuna, H Amirullah Apt menjawab Batam Pos, Kamis (31/7).


Akibat dihentikannya operasional RAL oleh Dephub pekan lalu, hubungan antara Ranai di Kabupaten Natuna dan Tarempa di Kabupaten Anambas dengan daerah lainnya langsung terputus. Berbagai acara yang dijadwalkan pun ikut terganggu. Sebab, sarana perhubungan satu-satunya yang ada hanya tinggal melalui laut, dan untuk sarana ini memerlukan waktu yang panjang.


Sejak terputusnya jembatan udara dari dan ke Kepulauan Natuna dan Kepulauan Anambas itu hingga sekarang belum juga ada penggantinya. Sedangkan satu-satunya maskapai penerbangan yang menghubungkan Tanjungpinang-Jakarta setiap hari, Sriwijaya Air juga belum memastikan akan mengisi jalur ini atau tidak.


Walaupun rencana tersebut sudah terdengar cukup lama. Keterbatasan armada pesawat, dan misi maskapai ini untuk menghubungkan semua daerah di Indonesia menjadi salah satu sebab kendalanya. Manajer Sriwijaya Air Tanjungpinang, W Subaryanto yang dikonfirmasi terpisah, mengatakan sebelum operasional RAL ditutup, sudah ada keinginan untuk menerbangi jalur tersebut (Tanjungpinang – Natuna – Pekanbaru, red).


Bukan hanya jalur itu, bahkan juga sampai ke Padang, Palembang atau hingga ke Medan. Namun, rencana pengembangan rute baru tersebut belum terlaksana karena keterbatasan armada. Walau demikian, dia berjanji untuk menyampaikan lagi usulan pengembangan rute tersebut ke pimpinan Sriwijaya di Jakarta.


”Saya akan coba bicarakan lagi tentang hal tersebut, dan mudah-mudahan dapat terealisir,” ujar W Subaryanto
Sumber : Harian Batampos, 1 Agustus 2008

Baca Selengkapnya...

FENOMENA PULAU SEKATUNG

>> Kamis, 24 Juli 2008

Pulau Sekatung salah satu pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara Vietnam yang terletak di Laut Cina Selatan, berpotensi rawan konflik perbatasan diantara 12 pulau terluar rawan sengketa. Pulau Sekatung berada di bagian utara Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Secara geografis Pulau Sekatung terletak di Laut Cina Selatan pada posisi 40 47' 38" - 40 46' 41" LU dan 1080 0' 39"-1080 1' 20" BT, dan termasuk dalam Gugusan Pulau Natuna, selain pulau Sedanau, Bunguran, dan Midai.

Secara administratif Pulau Sekatung masuk wilayah Desa Air Payang, Kelurahan Pulau Laut, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna. Jarak dari Pulau Sekatung ke lbukota Kecamatan Bunguran Barat di Sedanau kurang lebih 65 mil dan dipisahkan oleh Laut Natuna. Pulau Sekatung merupakan pulau tidak berpenghuni yang berada di utara Pulau Laut, dipisahkan oleh Selat Setakong. Pantai bagian utara dari pulau ini berbentuk curam dan sulit didarati dari arah laut, sedangkan di bagian selatan topografinya bergelombang dan seringkali digunakan sebagai tempat persinggahan nelayan lokal maupun asing.
Secara umum, Pulau Sekatung memiliki kondisi lingkungan yang hampir sama dengan wilayah lainnya di Kabupaten Natuna, yaitu dipengaruhi oleh perubahan angin dan cuaca. Kawasan pantai di Pulau Sekatung bagian utara dipengaruhi oleh perilaku Laut Cina Selatan yang memberikan kesan bergelombang besar. Lain halnya kawasan pantai bagian selatan yang dipengaruhi Laut Natuna yang memberikan nuansa perairan lebih tenang.

Kondisi Alam
Berdasarkan kondisi fisik, Pulau Sekatung berbentuk bukit kecil dengan ketinggian sekitar 5-6 meter di atas permukaan laut. Lereng sebelah utara agak curam dan di sebelah selatan topografinya bergelombang. Batuan tersusun dari endapan permukaan dan batuan sedimen. Secara umum struktur geologi Pulau Sekatung terdiri dari Formasi Aluvial (QA), Formasi Batuan Mafik dan Ultramafik (Jmu).
Pulau Sekatung memiliki iklim tropis basah dengan suhu udara berkisar 230 - 320 Celsius. Iklim di pulau tersebut dipengaruhi oleh perubahan arah angin, yaitu Angin Muson Timur (bulan Mei sampai September) dan Angin Muson Barat (bulan Nopember sampai Maret). Sedangkan bulan April dan Oktober merupakan masa transisi antara dua angin tersebut.
Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Maret hingga Mei, ketika angin bertiup dari arah utara. Sedangkan musim hujan terjadi pada bulan September hingga Februari, ketika angin bertiup dari arah timur dan selatan. Curah hujan rata-rata per tahun berkisar 2000 mm dengan kelembaban udara sekitar 85%.
Pulau Sekatung yang memiliki luas 0,3 km2 tidak memiliki sistem aliran permukaan yang berbentuk alur aliran. Hal ini disebabkan kondisi pulau yang terdiri dari batuan dasar (bedrock) yang sulit ditembus air hujan, sehingga mengakibatkan hampir semua air hujan yang jatuh di pulau tersebut berubah menjadi aliran permukaan.

Transportasi
Aksesibilitas menuju Pulau Sekatung tidak mudah, hal ini disebabkan pulau itu terpisah jauh dari pulau-pulau lain yang ada di gugusan Kepulauan Natuna dan tidak adanya transportasi reguler dari atau menuju ke pulau tersebut. Untuk menuju ke pulau ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
Pertama, Mobilisasi dari Ranai (lbukota Kabupaten Natuna) ke Sedanau (lbukota Kecamatan Bunguran Barat) menggunakan Kapal (speedboat) penyeberangan iaut dari Pelabuhan Binjai. Dari Ranai ke Binjai menggunakan angkutan umum darat, memakan waktu kurang lebih 30 menit. Dari Binjai ke Sedanau, perjalanan dengan speedboat membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit untuk menyeberang. Di Sedanau banyak terdapat perahu motor (pompong) berkapasitas 12 - 20 orang, yang dapat disewa untuk menyeberang ke Pulau Sekatung. Selain itu dapat juga menumpang kapal pompong masyarakat yang akan menyeberang ke Pulau Laut. Penyeberangan menuju Pulau Sekatung sejauh kurang lebih 65 mil memakan waktu 6 - 10 jam.
Kedua, Mobilisasi dari Ranai langsung menuju ke Pulau Sekatung menggunakan perahu motor (pompong) yang disewa dari masyarakat setempat.

Prospek
Pengembangan kawasan pulau-pulau kecil terluar yang tidak berpenduduk melalui kegiatan-kegiatan konservasi, taman nasional laut, daerah persinggahan/tempat kapal berlabuh, dan pariwisata serta pengembangan laboratorium alam untuk penilitian dan pengembangan sumberdaya kelautan. Pulau Sekatung merupakan pulau yang tidak berpenduduk dengan luas yang relatif sempit, sehingga pengembangan pulau ini lebih sesuai untuk daerah persinggahan nelayan.
Untuk menarik agar kapal-kapal yang melintasi pulau kecil dapat singgah di kawasan ini, perlu dibangun sarana dan prasarana seperti dermaga tradisional, pelindung pantai, tempat istirahat sejenis resort atau rumah dari bahan lokal yang ada di pulau tersebut sebagai contoh menggunakan bambu atau kayu kelapa sebagai bahan dasarnya.
Untuk mendukung upaya tersebut adalah perlunya dilakukan rekonstruksi dan pemeliharaan titik referensi (TR) dan titk dasar (TD). Disamping itu perlu juga dilakukan rekonstruksi sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP), hal ini disebabkan menara suar yang ada di pulau tersebut sudah tidak berfungsi lagi. Keberadaan pos pengamat TNI-AL yang ada di Pulau Laut yang berdekatan dengan Pulau Sekatung perlu didukung, karena sangat membantu pemerintah dalam mengawasi Pulau Sekatung.

Keberadaan
Pulau Sekatung merupakan salah satu pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan Indonesia dan Vietnam. Di Pulau Sekatung saat ini terdapat mercusuar serta titik referensi (TR) dan titik dasar (TD) yang terdaftar dalam PP 38 Th 2002. Narnun saat ini kondisi mercusuar tersebut perlu direkonstruksi.
Letak pulau yang berada di Laut Cina Selatan, memberikan berbagai peluang maupun ancaman dari luar, salah satu ancaman yang serius adalah illegal fishing oleh nelayan asing, terutama dari Thailand. Hal ini disebabkan kurangnya pengawasan oleh aparat dan kondisi alat tangkap nelayan yang belum mampu menjangkau perairan ZEE, yang menyebabkan perairan tersebut dikuasai oleh nelayan asing.
Saat ini landas kontinen Indonesia masih tumpang tindih dengan landas kontinen Vietnam di Laut Cina Selatan, tepatnya di sebelah utara Pulau Natuna. Indonesia dan Vietnam telah melakukan perundingan tentang penetapan garis batas landas kontinen sejak tahun 1978, dalam bentuk perternuan tidak resmi (informal meeting) untuk merundingkan segi teknis penetapan garis batas tersebut. Hingga bulan Mei 2003 telah dicapai kesepakatan tentang penetapan garis batas landas kontinen tersebut.
Perbatasan RI-Vietnam di laut Cina Selatan hingga kini juga belum pernah tercapai kesepakatan. Vietnam telah beberapa kali menyampaikan usul, namun dasar pengukurannya berubah-ubah. Dalam masalah ini, Indonesia tidak banyak berubah dengan memakai pedoman median line seperti ketentuan yang ditetapkan dalam konvensi hukum laut 1982.

Pengamanan
Untuk menjaga dan mengamankan keutuhan dan kedaulatan NKRI, TNI menggelar kehadiran TNI AD, AL, dan AU yang terpadu, efektif, efisien pada titik-titik terluar. Setiap saat ada prajurit TNI atau kapal dan pesawat TNI, sehingga pengamanan dan keamanan wilayah Indonesia terjaga dari kemungkinan diduduki oleh pihak lain. Dan akan dibangun pos-pos TNI AD dan TNI AL dalam waktu tidak lama lagi untuk mencegah kerawanan yang mengancam pulau-pulau terluar.
Masalah perbatasan menunjukkan betapa urgensinya tentang penetapan batas wilayah suatu negara secara defenitif yang diformulasikan dalam bentuk perundang-undangan nasional, terlebih iagi bagi Indonesia, sebagai negara kepulauan yang sebagian besar batas wilayahnya terdiri atas perairan yang tunduk pada pengaturan ketentuan-ketentuan Hukum Laut Internasional dan sisanya berupa batas wilayah daratan dengan negara-negara tetangganya.
Perbatasan bukan hanya semata-mata garis imajiner yang memisahkan satu daerah dengan daerah lainnya, tetapi juga sebuah garis dalam daerah perbatasan terletak batas kedaulatan dengan hak-hak kita sebagai negara yang harus dilakukan dengan undang-undang sebagai landasan hukum tentang batas wilayah NKRI yang diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara

Sumber: MAJALAH CAKRAWALA TNI - AL ( H. Supendi )

Baca Selengkapnya...

ANTIVIRUS PC MEDIA

Anti virus PC media, menyelesaikan masalah tanpa masalah!!!!!!!

Jika File dokumen (office) anda terserang virus, ini dia anti virus yang hanya membersihkan tanpa menghapus file tersebut.

untuk mendownload klick http://arnas.web.id/pcmav/download-pcmav-15-terbaru-18-juli-2008/

jika mau versi lengkap dan bagaimana cara menyatukan database virus virusnya
klick http://arnas.web.id/pcmav/download-pc-media-antivirus-pcmav-11-final-update-build-3-anti-virus-trojan/

Baca Selengkapnya...

MACAM MANE MENDU KITE?

Ada dua versi yang berkenaan dengan seni pertunjukan Mendu. Henri Chambert-Loir yang dikutip oleh Raja Hamzah Yunus (1997) mengatakan bahwa, Mendu kemungkinan besar berasal dari Asia Tenggara, karena kesamaannya dengan seni pertunjukan yang disebut sebagai /Mendura/ yang berkembang di Siam, Yunan, Vietnam, dan Kamboja. Kesamaan ini terutama terletak pada pementasannya yang dilakukan di areal tanah terbuka (tanah lapang). Sedangkan versi lainnya (B.M. Syamsudin, 1987), mengatakan bahwa Mendu yang berkembang di daerah Bunguran berasal dari Wayang Parsi yang berkembang di Pulau Penang sekitar tahun 1780-1880. Menurutnya pula, dahulu Mendu hanya dimainkan oleh kaum laki-laki. Namun, memasuki tahun 70-an, ia tidak hanya milik laki-laki semata, tetapi perempuan juga ikut ambil bagian dalam pementasan Mendu. Dari kedua versi itu, tampaknya yang sangat beralasan adalah versi yang pertama, sedangkan versi yang kedua lebih mendekati asal usul Mak Yong ketimbang Mendu. Lepas dari asal-usul tersebut, yang jelas Mendu mulai dikenal oleh masyarakat Bunguran Barat sekitar tahun 1870, sebagaimana yang dikemukakan oleh B.M. Syamsudin.


Sebuah kesenian yang tidak jauh berbeda dengan Mak Yong dan Bangsawan (sama-sama menggabungkan unsur nyanyi, tari dan pertunjukan ini menyebar ke berbagai tempat di daerah yang disebut sebagai Pulau Tujuh, yakni: Bunguran Timur (Ranai dan Sepempang), Siantan (Terempa dan Langi), dan Midai. Bahkan, di Tanjungpinang dewasa ini telah ada /group/ Mendu yang anggotanya orang-orang yang berasal dari Natuna. Walaupun demikian, jika orang-orang mendengar istilah Mendu, maka yang terbayang di kepala orang yang bersangkutan adalah Bunguran-Natuna. Dan, ini dapat dimengerti karena di sanalah ?pusat? kesenian yang disebut sebagai Mendu di Propinsi Kepulauan Riau.

Ada keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan seni pertunjukan lainnya (Mak Yong dan Bangsawan). Keunikan itu adalah ceritera yang dimainkan tanpa naskah, sehingga para pemainnya harus hafal benar alur ceriteranya. Dengan kata lain, harus hafal di luar kepala. Dialog-dialognya disampaikan dengan tarian dan nyanyian yang diiringi dengan musik yang khas, gabungan dari bunyi gong, gendang, beduk, biola, dan kaleng. Sementara itu, lagu-lagu yang dinyanyikan adalah: Numu Satu, Lemak Lamun, Lakau, Catuk, Air Mawar, Jalan Kunon, Ilang Wayat, Perang, Beremas, Ayuhai, Tale Satu, Pucok Labu, Sengkawang, Nasib, Numu Satu Serawak, Setanggi, Burung Putih, Wakang Pecah, Mas Merah, Indar dan Tarik Lembu. Sedangkan tarian-tariannya adalah: Ladun, Jalan Runon, Air Mawar, Lemak Lamun, Lakau, dan Baremas.

Ceritera yang dimainkan adalah Hikayat Dewa Mendu yang diangkat dari ceritera rakyat masyarakat Bunguran-Natuna. Ceritera itu terbagi dalam tujuh episode. Ke-7 episode tersebut adalah sebagai berikut: Episode pertama, menceriterakan kehidupan di kayangan dan turunnya Dewa Mendu dan Angkara Dewa ke dunia yang fana. Dalam episode ini juga diceriterakan bagaimana Dewa Mendu bertemu dengan Siti Mahdewi hingga keduanya bersepakat untuk membentuk sebuah keluarga (episode ini kadangkala dibagi menjadi dua, yakni turunya Dewa Mendu dan Angkara Dewa, dan perkawinan Dewa Mendu dengan Siti Mahdewi). Episode kedua, menceriterakan berpisahnya Dewa Mendu dengan Siti Mahdewi akibat perbuatan jin jahat yang diutus oleh Maharaja Laksemalik. Dalam episode ini juga diceriterakan bagaimana Sang Dewa Mendu mencari isterinya tercinta. Episode ketiga, menceriterakan perjalanan Siti Mahdewi, kelahiran anaknya yang kemudian diberi nama Kilan Cahaya, dan perjumpaannya dengan Nenek Kabayan. Episode keempat, mengisahkan tentang perjalanan Dewa Mendu yang kemudian sampai di sebuah kerajaan yang rajanya bernama Bahailani. Masih dalam episode ini, diceriterakan juga bahwa Dewa Mendu akhirnya menikah dengan puteri raja Bahailani. Episode kelima, menceriterakan perjalanan Dewa Mendu ke sebuah kerajaan yang rajanya bernama Majusi. Dalam episode ini juga diceriterakan tentang perkawinan Angkara Dewa dengan puteri Raja Majusi. Episode keenam, menceriterakan perjalanan Dewa Mendu ke sebuah kerajaan yang rajanya bernama Firmansyah. Konon, raja ini sedang mengalami masalah karena puterinya dipinang oleh Raja Beruk yang tidak disukainya. Dalam episode ini juga diceriterakan puteri Firmansyah bertemu dengan Kilan Cahaya. Dan, Episode ketujuh mengisahkan bagaimana Dewa Mendu bertemu dengan Kilan Cahaya yang diawali dengan perkelahian antarkeduanya. Ceritera Dewa Mendu ini dapat dimainkan dalam beberapa versi, namun inti ceriteranya tetap sama.

Tokoh-tokoh dalam seni pertunjukan Mendu, disamping Dewa Mendu itu sendiri adalah: Angkara Dewa, Siti Mahdewi, Maharaja Laksemalik, Kilan Cahaya, Nenek Kebayan, Raja Bahailani, Raja Majusi, Raja Firmansyah, Raja Beruk, dan tokoh-tokoh pendukung lainnya yang jenaka seperti Selamat Salabe dan Tuk Mugok. Kedua tokoh ini diibaratkan sebagai garam dalam sebuah sayur. Tanpa mereka rasanya hambar. Oleh karena itu, mereka menjadi bagian yang penting dan sangat disenangi oleh penonton. Bahasa yang dipergunakan dalam berdialog adalah bahasa Mendu dan bahasa Melayu sehari-hari masyarakat pendukungnya.

Bahasa Mendu digunakan oleh para tokoh utama, sedangkan bahasa Melayu sehari-hari digunakan oleh tokoh-tokoh lainnya, seperti: jin, dayang, dan peran pembantu lainnya. Berikut ini adalah beberapa kata dari bahasa Mendu dan bahasa Melayu sehari-hari masyarakat Bunguran-Natuna.

Bahasa Mendu Bahasa Melayu
/Hutan baiduri/ /Hutan rimba/
/Mahdiri kami/ /Saye/
/Ampun yadi tuanku/ /Ampun tuanku/
/Yadi tuan puteri/ /Tuan puteri/

Sebagai catatan, bahasa Mendu di masing-masing daerah seringkali berbeda. Dengan perkataan lain, bahasa Mendu yang digunakan oleh masyarakat Bunguran Barat berbeda dengan Bunguran Timur, Sintan dan sebaliknya. Bahasa yang dicontohkan di atas adalah bahasa Mendu yang dipergunakan oleh masyarakat Bunguran Barat dalam pementasan Mendu. Sebagaimana seni pertunjukan Mak Yong dan Bangsawan, seni pertunjukan Mendu mengandung pesan (nilai) bahwa kejahatan pada akhirnya akan mengalami kehancuran. Dengan kata lain, kejahatan akan kalah dengan kebaikan.

Untuk sebuah pementasan jumlah pemainnya minimal 25 orang (25--35 orang). Jika jumlah pemainnya hanya 25 orang, maka pengaturannya 5 orang sebagai pemusik, kemudian selebihnya sebagai pemain (pelakon). Jika, karena satu dan lain hal, jumlahnya hanya 20 orang, maka harus ada yang berganti peran pada adegan berikutnya. Lalu, jika jumlah pemainnya lengkap (35 orang), maka setiap orag akan melakukan satu peran tertentu. Dengan perkataan lain, setiap orang hanya dapat melakonkan satu tokoh dalam keseluruhan episode.

Sebagaimana Bangsawan, pementasan Mendu juga memerlukan panggung sebagai tempat para pemain berlaga. Panggung yang diperlukan itu berukuran 4 x 14 meter, berada di areal terbuka, dan terdiri atas tiga bagian, yakni ruang rias, balai penghadapan, dan arena /berladun/. Orang yang paling bertanggung jawab untuk pementasan kesenian ini disebut sebagai /Khafilah/. Tugasnya adalah, sebagaimana layaknya seorang sutradara, yaitu mengatur jalannya pementasan. Sesekali ia /bermadah/ (menyampaikan prolog untuk penampilan berikutnya yang berisi ringkasan ceritera. Sedangkan, yang bertanggung jawab terhadap lingkungan disebut sebagai /Syekh/. Tugasnya adalah sebagai pelindung bagi para pelakon dari ancaman kekuatan jahat. Oleh karena itu, pementasan Mendu memerlukan pohon /pulai/ (/alstonia scholaris/) yang ditanam pada bagian depan panggung sebagai penangkal kekuatan magis yang dapat mencelakakan pelakon. Kedua orang ini (/Khafilah/ dan /Syekh/) biasanya berada di bagian belakang. Sebagai catatan, /Syekh/ ada kalanya berperan sebagai /Khafilah/, tetapi tidak sebaliknya. Kostum yang dikenakan oleh para pelakonnya adalah baju kurung teluk belanga (laki-laki) dan kebaya (perempuan), atau menyesuaikan peran yang dilakonkan karena tidak ada patokan yangg khusus. Demikian juga perlengkapan pendukungnya. Di masa lalu pementasan kesenian rakyat ini memerlukan waktu yang sangat panjang. Jika keseluruhan episode dilakukan maka bisa sampai 40 malam. Namun, dapat juga diperpendek dalam 3 malam. Dewasa ini pementasan yang biasanya dimulai sekitar pukul 21.00, lamanya menyesuaikan waktu yang tersedia, terkadang sampai dini hari. Dengan kata lain, dapat dimainkan dalam waktu 45 menit sampai dengan 2 jam dengan mengambil fragmen-fragmen yang diperlukan. Sedangkan, pementasan itu sendiri biasanya dilakukan dalam rangka memeriahkan sebuah perkawinan, hari kemerdekaan Indonesia, dan hari-hari besar agama Islam. Sekali-sekali kesenian ini juga tampil dalam sebuah festival kesenian yang diselenggarakan oleh pemerintah propinsi dan lembaga pemerintah lainnya yang bergerak di bidang kebudayaan.

Pementasan seni pertunjukan yang disebut sebagai Mendu ini tentunya dilakukan secara berurutan. Dan, urutan itu adalah sebagai berikut: pertama, pertunjukan diawali dengan /peranta/, yakni pemberitahuan bahwa Mendu akan dipentaskan atau dipanggungkan dengan memukul alat-alat perkusi (gong dan kaleng) sekitar 2 jam lamanya; kedua, /madah/ yang dilakukan oleh /Syekh Mandu/; ketiga, /berladun/; yaitu seluruh pelakon menari dan bernyanyi bersama membentuk lingkaran. Setelah itu, secara berpasangan, ada yang berjalan dari kiri dan kanan panggung sambil menari dan menyanyi. Selain itu, mereka berpantun yang isinya ucapan selamat datang dan sekaligus permohonan maaf jika sekiranya nanti pertunjukan kurang mengena di hati penonton. Keempat, para pelakon menyanyikan lagu /wayat/ atau hikayat. Kelima, adegan pertama yang menggambarkan susana kerajaan. Adegan ini diiringi oleh nyanyian Numu Satu. Sebagai catatan, setiap adegan diiringi nyanyian. Untuk adegan Dewa Mendu ada beberapa lagu yang dapat dinyanyikan. Lagu-lagu itu ialah: Lamak Lamun, Numu satu, Serawak, Aik Mawa atau Burung Putih. Keenam, pementasan Mendu itu.

Sumber : http://melayuonline.com

Baca Selengkapnya...

INDONESIA DEMOKRASI TERPIMPIN????

>> Rabu, 23 Juli 2008

Akhir-akhir ini banyak orang menyalahkan gunakan arti dari demokrasi itu sendiri.
Demokrasi dihalalkan untuk mencapai suatu kepentingan dengan berbagai cara.
bisa kita lihat, anarkisme dimana mana menantang kebijakan Pemerintah.
apa kita sadar di balik semua itu diboncengi berbagai macam kepentingan??

iya kepentingan penuh ambisi oleh lawan politik pejabat kita sekarang
yang menggunakan kebebasan Pers sebagai media perantaranya, kita tahu dengan kebesan pers
masyarakat dihadapi berita berita yang jelek2 saja tentang pemerintah tidak ada balance nya.
dari hari ke hari kesannya pemerintah itu gagal, apakah kita harus menirima bulat bulat pernyataan itu?
kita masyarakat indonesia penuh dengan kaum intelektul tentu bisa berpikir jernih untuk memahaminya.

Cuma sangat disayangkan ada sekelompok kaum intelektual kita terpengaruh terhadap itu semua,
sehingga mereka bisa diboncengi dengan berbagai macam kepentingan,Lagi lagi saya bicara
PERCAYALAH SAMA PEMIMPIN.ada saatnya gilira kita pada waktunya akan seperti mereka,
sekarang Belajar Belajar dan Belajar, Kasarnya ada pernyataan Mengatakan , MEREKA TAHU APA SEH
TENTANG PEMERINTAHAN,KULIAH AJA BELUM TAMAT,NEGARA ITU SEBENARNYA TAKUT TERHADAP MAHASISWA ITU KARENA MASSANYA SAJA.

Saya membaca pernyataan itu, saya sempat termenung,Bisa iya bisa tidak, "iya" mungkin mahasiswa
jiwa muda masih belajar belum banyak pengalaman dibanding dengan petinggi kita yang setiap hari mikirin negara.
yang mengalamannya tidak diragukan lagi."tidak" mungkin selama ini mahasiswa di masuki oleh sekelompok orang
memang mau merusak image mahasiswa dan keamanan negara.

terlepas dari itu semua marilah kita buka hati nurani kita, kita jernihkan pkirian kita masing-masing,
karena dengan pikiran kita sendiri kita bisa jalanin hidup ini, jangan terlalu mendengarkan kata orang.
kita kembali lagi apa itu arti demokrasi yang sebenar benarnya. kalah menang soal biasa
jangan jadi pertentangan jika kita kalah terhadap pihak yang menang.kalau kekalahan tidak bisa diterima
malah menajdi rongrongan terhadap roda pemerintahan, itulah orang yang belum memahami demokrasi.
Anarkisme bukan cerminan Demokrasi, MOBIL dinas, Fasilitas Public yang dirusak merupakan bentuk penghianatan kepada rakyat,
karena itu dibeli dengan uang rakyat untuk kepentingan rakyat apapun alsannya.

Mudah mudahan reformasi yang kita perjuangan tidak sia sia demi kesejahteraan rakyat indonesia.
karena reformasi sendiri kita tahu, saat kita krisis ekonomi sama dengan negara lain,cuma kenapa kita lambat bangkit?
Bisa diibaratkan Sebuah Kapal Yang Bocor, Bukan bocornya dulu kita perbaiki,malahan mesinnya pun diganti,padahal mesinnya itu tahu persis
kekuatan lautnya yang akan dihadapi.kalo kita lihat negara lain tetap pakai mesin lama dulu, pikirkan dulu gimana mau menambalnya.
akhirya kita butuh waktu lama, kerana timbul pekerjaan pekerjaan baru yang tanpa kita duga sebelumnya.
Jika anda mau kenapa mesin kapal kita juga diganti? itulah namanya politik, ada yang senang dan tidk senang,
ada yang mau balas dendam dan lainnya, mungkin hikmah nya disini

MARILAH KITA BANGSA INDONESIA JANGAN TERPROPOKASI DENGAN KEPENTINGAN APAPUN.

Baca Selengkapnya...

INDONESIA 2009 DALAM TANDA KUTIP???

Sebentar lagi Rakyat Indonesia akan melaksanakan Pesta Akbar Alias PEMILU.
Pemilu adalah pencerminan Demokrasi, dimana Bangsa indonesia menganut sistem demokrasi
puncaknya setelah dilakukan Reformasi.

Marilah kita membuka diri dengan memilih pemimpin yang benar2 komit terhadap kepentingan rakyat.
komit terhadap kepentingan rakyat jangan disalah artikan seorang pemimpin atau pemerintah membagikan uang kepada rakyatnya.
rubah lah cara pandang kita, bahwa ibarat menanam padi tentu kita butuh waktu untuk memanennya.Kita Harus sadar posisi negara kita sekarang ini
sudah jatuh, sudah terpuruk.
jadi jika ada kebijakan pemerintah misalkan menaikkan BBM, jangan dinilai pemerintah akan menyengsarakan rakyat.
kita adalah komunitas suatu negara,senang susah kita sama sama harus menanggungna.

Disnilah bangsa Indonesia Harus Belajar memberikan kepercayaan Penuh Terhadap pemimpinnya. Pemimpin diangkat sumpah
dunia akherat tanggungjawanya.Agama sendiripun kita diajari harus percaya terhadap pemimpin kita.
Pemimpin yang sengaja menzolimi masyarakat tentu dia tahu akibatnya.jangan kita mudah diperopokasi oleh kepentngan
kepentngan peribadi. Orang yang sekarang bisa ngomongpun setelah jadi pemimpin belum tentu dia BISA.

Oleh karena itu saya menyarankan pilihlah pemimpin yang tidak menjanjikan apa apa.
jangan memilih pemimpin yang banyak janjinya. Memang janji tersebut ikhlas dari hatinya.
cuma dalam hal ini perlu saya katakan, karena saya sendiri adalah kerja dipemerintahan saya tahu persis
Pemerintahan itu dari jaman dulu sampai sekarang Sudah ada sistem yang mengaturnya, artinya kita
sebagai orang pemerintahan berkerja dibawah sistem,jangan coba coba pemimpin berjanji kepada rakyat,
akhirnya terpental akibat sistem pemerintah itu sendiri. walaupun niatnya baik ibarat
seorang pencuri mencuri untuk disumbangkan ke orang susah, karena dia mencuri tetap dikatakan bersalah.
Mungkin begitulah Kondisi Pejabat Kita Sekarang yang menajalankan pemerintah tidak sesuai dengan aturan.

Pegalaman mengatakan ada pemimpin kita yang awalnya idealis, masuk kepemerintahan Idealis itu
hilang bersama jabatannya. Calon2 pemimpin yang bukan dari pemerintahan mungkin dengan enaknya
mengatakan, misalkan jalan berlobang, masak seh nggak bisa diperbaiki segera,mungkin masyarakat sendiripun berkata seperti itu
dia tidak tahu itu tadi sistem pemerintahan, mejalankan birokrasi tidak semudah yang dia bayangkan.mungkin tidak perlu
saya utarakan secara detail gimana sistem pemerintahan itu dalam mengaanggarkan dana, menyusun APBD dan sebagainya.

Maka saya berharap marilah kita mencari pemimpin yang tidak menjanjikan apa apa, cukup bermoral saja,
Cukup dia Mengatakan , SAYA AKAN MENJALANKAN PEMERINTAHAN INI SESUAI DENGAN SISTEM SELAMA INI.
Jangan mau dijanjikan apa apa, pada saatnya kita masyarakat menagih janji itu, ujung ujungnya
pemimpin kita harus memfiktifkan semua pengeluaran,tidak mungkin uang peribadinya , gajinya cuma berapa sih?
dengan kata LAIN KITA SEBAGAI MASYARAKAT MINTA UANG ADALAH KITA SENDIRI YANG MELAKUKAN KORUPSI.
pertanggung jawaban yang difktifkan adalah untuk menutupi biaya biaya seperti itu.

Semoga Bermanfaat!!!!

Baca Selengkapnya...

NATUNA, ANAMBAS "BELAJAR" DARI BATAM???

Ini adalah Posting perdana saya, kenapa saya angkat
ini menjadi posting perdana saya, karena bagaimanapun
saya cinta Pulau tujuh (natuna, anambas) saya lahir di Sedanau, kedua orang tua
saya berasal dari Sedanau (ayah) dan Tarempa (ibu).

Batam pada awalnya dirancang dengan Master Plan yang sangat Menakjubkan,
Kenapa saya bilang gitu?Batam ingin dijadikan sebagai kawasan Industri Perdagangan
Karena memang letaknya sangat seterategis dekat dengan Singapura dan Malaysia,
dari kedua negara itu Batam mendapat "cucuran/lelehan" kemajuan kedua negara itu.
dengan berkembangnya waktu Batam sedikit terjadi pergeseran.Boleh di Bilang Jika tidak
ada Singapura dan Malaysia batam juga tidak akan ada.

Bagaimana dengan Natuna dan Anambas? jangan coba coba bermimpi ingin
menjadi daerah Industri dan Perdagangan,karena cucuran kedua negara tersebut
tidak akan sampai kedaerah kita.mungkin anda sendiri bisa berpikir dan memahami hal ini.
letak geografis yang jauh dan medan lautan yang sangat sulit, belum lagi masalah transportasi
yang belum terpenuhi secara maksimal, usahkan untuk berhubungan dengan daerah luar, antara gugusan pulau tujuh pun masih makan waktu lama.

Sekarang saya ingin bertanya kepada anda semua, Jika Anda Punya Modal Besar untuk Investasi, kira kira Jika anda ingin menginvestasikan ke Natuna/Anambas, Investasi apa yang akan anda Jalani? Bagi saya Pribadi mungkin Pariwisata, saya rasa tepat dan mudah2an begitu juga pemikiran Anda.

Untuk mewujudkan semua ini tidak terlepas dari Komitmen petinggi kita disana, Bagi Natuna sendiri sampai sekarang mungkin bisa kita rasakan perubahan disana tidak begitu menonjol "(mungkin ini yang dirasakan Anambas mau Merdeka)", memang untuk memajukan daerah
tidak cukup dengan dana Pemerintahan tapi harus dengan menggandeng Swasta, Karena terbukti Batam maju ada andil oleh Swasta.

Yang perlu saya tekankan disini adalah, Bagaimana Cara nya Pemerintah Daerah Memikat Swasta untuk Berinvestasi, Sekarang kita Jangan Berpikir "Bagaimana Caranya Mensejahterakan Rakyat, Tapi Bagaimana Mensejahterakan uang Rakyat"
Artinya, rakyat memang butuh uang setiap tahun melalui APBD dibagikan ke rakyat melalui kegiatan-kegiatan, cuma yang dirasakan rakyat cuma sesaat dan ketergantungan.
coba kita robah cara pandang, dengan menggunakan uang rakyat tersebut secara maksimal kita bangun daerah guna memikat investasi,
maka kesejahteraan rakyat akan mengalir dengan sendirinya, karena roda perekonomian akan bergulir.rakyat dalam hal ini juga harus bersabar
karena memang membutuhkan waktu dalam mencapai sesuatu, dalam kesabaran rakyat itu juga dibutuh pemimpin yang Visioner dan berkomitmen.
jangan pemimpin "aji mumpung".

Khusus anambas saya berharap buatlah master plane pengembangan daerah yang bagus, jangan meniru keunggulan daerah lain, carilah potensi daerah sendiri yang merupakan ciri khas yang mungkin hasilnya lebih bagus dari daerah lain. silahkan sewa konsultan dari amerika, belanda walaupun dengan biaya mahal, karena saya sebagai msyarakat mendukung
karena akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

dan master plan tersebut jangan dirubah rubah, seperti batam, jangan dilakukan cut and fill dalam pembangunan karena kesan natural lebih bagus ketimbang campur tangan manusia.usahakan dalam pembangunan tidak melakukan pembabatan hutan
pilih saja pohon yang bener2 dikorbanin, dan utamakan penghijaun terlebih dahulu dalam membangun, dan jika melakukan penghijaun gunakan pohon kayu yang besar seperti singapura, jangan pohon kayu kecil
yang akhirnya mati sebelum besar.dan jangan Lupa untuk membangun Fasilitas Public berupa taman kota.

Alokasikan APBD untuk Infrastruktur lebih besar dari Pos Lainnya, masyarakat jangan berpikir setelah dimekarkan
Jatah pembagian "KUE" akan lebih banyak, anggap saja jalanin seperti sebelum dimekarkan,karena tanpa dimekarkan
juga masyarakat sana bisa hidup, karena harus mengurangi kegiatan yang bersift bantuan, Sosialisasi,
karena kegiatan itu dampaknya hanya sesaat dirasakan.dengan penataan Infratruktur yang bagus akan menarik minat investasi
Nah itu dia memang semua makan waktu lama, bagi masyarakat sendiri juga harus sadar mau sesaat atau menunggu waktu lama
dalam merasakan kesejahteraannya.

Manfaatkan kekayaan yang ada untuk untuk membuat potensi baru demi kekayaan itu agar bekelanjutan.
jangan bangga dulu terhadap kekayaan sekarang jika habis dalam waktu dekat, mungkin kia bisa belajar dari dareha lain
kekayaan alam habis masayarakat susah lagi.

Kita tidak mau kedepan Natuna atau Anambas akan disatukan lagi, mungkin perlu saya sampaikan
kebijakan pemerintah pusat saat ini memang kesannya membiarkan pemekaran terjadi,
tapi ingat sudah ada wacana semua itu akan dievaluasi kembali terhadap perkabangannya.
Jika tidk ada perubahannya terhadap daerah pemekaran tidak menutup kmungkinan akan disatukan lagi.
Percayalah.

Terakhir, Kemajuan Pembangunan Suatu daerah tidak terlepas Dari Jiwa Pemimpin Yang Bermoral, Visioner, komitment dan Konsisten
sesuai dengan perencanaan awalnya.

Baca Selengkapnya...

  © Blogger template Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Kembali Ke ATAS